Standard Syllogism
Standard Syllogism:
PMaj à M – P (All human beings are mortal)
Pmin à S – M (Siwi is a human being)
Con à S – P (Siwi is mortal)
A. Enthymeme (Entimema): One of the premises
is missing.
All human
beings are mortal. That is why Siwi is mortal.
(1) PMaj:
Semua yang mengajarkan dengan keberanian dan kebijaksanaan bahwa tidak
ada yang lebih penting daripada mendatangkan perdamaian bukan tradisi, bukan
harga diri dan bahkan bukan hidup itu sendiri adalah seorang yang mungkin dapat
mengubah arti hidup bagi kita semua.
Pmin: Dunia
kehilangan seorang yang mengajarkan dengan keberanian dan kebijaksanaan bahwa
tidak ada yang lebih penting daripada mendatangkan perdamaian bukan tradisi,
bukan harga diri dan bahkan bukan hidup itu sendiri.
Con: Dunia
kehilangan seorang yang mungkin dapat mengubah arti hidup bagi kita semua.
(2) PMaj: Semua orang yang dapat mengatasi
purbasangka, kebanggaan dan harga diri yang palsu serta memeluk bekal musuhnya
demi kepentingan perdamaian dan persaudaraan di antara umat manusia harus
diperingati dan diabadikan dan ia harus diberi bintang perdamaian yang abadi.
Pmin:
Presiden Mesir adalah seorang yang dapat mengatasi purbasangka, kebanggaan dan
harga diri yang palsu serta memeluk bekal musuhnya demi kepentingan perdamaian
dan persaudaraan di antara umat manusia.
Con: Nama
Presiden Mesir harus diperingati dan diabadikan dan ia harus diberi bintang
perdamaian yang abadi.
(3) PMaj:
Semua orang yang mampu memahami bahaya perang begitu jelas seharusnya
dimasukkan golongan orang realis.
Pmin: Orang
Eropa adalah orang yang mampu memahami bahaya perang begitu jelas.
Con: Orang
Eropa seharusnya dimasukkan golongan orang realis.
(4) PMaj:
Semua yang ingin hidup dan mati secara biasa sangat menolak untuk menerima
sesuatu gelar atau kehormatan dan lebih senang kalau di depan nama mereka tidak
ada tambahan apa-apa.
Pmin: Ali
Jinnah ingin hidup dan mati secara biasa.
Con: Ali Jinnah
sangat menolak untuk menerima sesuatu gelar atau kehormatan dan lebih senang
kalau di depan namanya tidak ada tambahan apa-apa.
B. Polysylogism, Sorites dan Epicherema
Polysylogism
A – B The
one who wants more than he can posses is unsatisfied easily.
C – A (C – B)
The one greedy is the one who wants more than he can posses.
So, the one greedy is unsatisfied.
(C – B) The one greedy is unsatisfied.
D – C (D – B) The one stingy is greedy.
(D – B) The one stingy is unsatisfied.
E – D Budi is stingy.
(E – B) Budi is unsatisfied
easily.
Sorites
A – B The one who cannot control his/her desires, wants
thousands of things.
B – C The one wants thousands of things has a lot of
needs.
C – D The one who has a lot of needs
does not feel comfortable.
A- D The one who cannot control his/her desires does not feel
comfortable.
Epicherema
Prince
Diponegoro is a great hero because a great hero is absolutely brave to do some
duties which more than he/she has to do.
All great
heroes are absolutely brave to do some duties which more than he/she has to do.
Prince
Diponegoro is a hero.
Prince
Diponegoro is great.
(1) Dalam tradisi antropologi/sosiologi di Indonesia
sebelum perang dunia kedua, masalah
bagaimana mempertangungjawabkan data-data penelitian tidak pernah atau
jarang dipersoalkan. Hal ini telah mengakibatkan
bahwa kepustakaan mengenai Indonesia memiliki sejumlah besar deskripsi,
monografi dan karangan etnografi yang jarang sekali mempersoalkan atas dasar
metode dan teknik apa data-data dikumpulkan dan kesimpulan ditarik.
Keadaan
ini sesungguhnya
tidak merupakan keadaan yang khas bagi Indonesia sebelum perang dunia kedua,
melainkan dapat disinyalir di mana pun juga. Perhatian besar yang
sekarang diberikan kepada metode dan teknik penelitian masyarakat adalah suatu
gejala yang timbul setelah perang. Makin banyak sosiolog dan antropolog
merenungkan pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana data diperoleh? Apakah
sumber-sumber yang dipakai mewakili realitas sosial yang disinyalir? Apakah
data-data yang dikumpulkan dipengaruhi oleh teknik penelitian yang dipakai.
Jawab:
SORITES
(2) Adalah
terutama studi-studi dari sosiolog-sosiolog di Amerika Serikat seperti Samuel
Stouffer dan Robert K. Merton yang sangat mendorong dan memperluaskan metode
dan teknik penelitian yang dipakai. Dengan kata lain, ilmu sosiologilah yang
menghasilkan perkembangan ini.
Jawab:
EPIKIREMA
-
Studi-studi
dari sosiolog-sosiolog di Amerika Serikat seperti Samuel Stouffer dan Robert K.
Merton menghasilkan perkembangan ini karena sangat mendorong dan memperluaskan
metode dan teknik penelitian yang dipakai.
-
Ilmu
sosiologi adalah studi dari sosiolog-sosiolog di Amerika Serikat seperti Samuel
Stouffer dan Robert K. Merton.
- Ilmu sosiologi
menghasilkan perkembangan ini.
(3) Mungkin
kenyataan ini juga ikut serta bertanggungjawab atas keseganan
antropolog-antropolog tertentu untuk memanfaatkan metode dan teknik yang baru,
biasanya dengan alasan bahwa lapangan antropologi menuntut suatu pendekatan
khusus. Dan dengan “pendekatan khusus” ini dimaksudkan suatu cara kerja seperti
dikemukakan di atas tadi.
Jawab:
POLISILOGISME BIASA
-
Ilmu
sosiologi adalah ilmu yang menuntut metode dan teknik penelitian sosial. (A –
B)
-
Ilmu
antropologi itu bukan ilmu sosiologi. (C – A)
-
Jadi,
Ilmu antropologi bukan ilmu yang menuntut metode dan teknik penelitian sosial.
(C – B)
SORITES
-
Ilmu
antropologi bukan ilmu yang menuntut metode dan teknik penelitian sosial. (C –
B)
-
Bukan
ilmu yang menuntut metode dan teknik penelitian sosial adalah ilmu yang
menuntut pendekatan khusus. (B - D)
-
Jadi,
Ilmu antropologi adalah ilmu yang menuntut pendekatan khusus. (C - D)
(4) Apapun
juga alasan yang dipakai maka menjadi kenyataan bahwa masyarakat sekarang yang
kompleks yang mengenal proses-proses perubahan yang sangat dinamis menuntut
dipakainya metode dan teknik penelitian yang mampu menganalisa kompleksitas
dari gejala-gejala kemasyarakatan. Zaman dari the simple, isolated tribe (kalaupun pernah ada!) sudah lewat
selama-lamanya.
Dalam buku
ini, yang juga dipengaruhi oleh pengalaman kami selama delapan tahun sebagai
dosen tamu pada Universitas Indonesia,
kami telah
berusaha untuk seanalitis mungkin mempersoalkan metode-metode dan teknik-teknik
penelitian. (A-B) Dalam rangka ini, kami mendasarkan diri atas
kepustakaan yang kami anggap relevan dan di mana ternyata perlu kami selalu
mengemukakan pandangan kami sendiri.
Kami
menyadari bahwa ada pembaca yang beranggapan bahwa usaha penelitian di lapangan
tidak memerlukan teoritis, malahan menganggapnya sebagai usaha pengalaman
romantik.
(5) Bagi
mereka buku ini pasti akan membosankan oleh karena mengadakan penelitian ilmiah
menuntut calon peneliti harus melewati sejumlah tahap mulai dari merenungkan
dan merumuskan permasalahannya, memberi perhatian pada implikasi metodologis,
memilih teknik penelitian yang tepat, mencoba meramalkan hambatan-hambatan yang
mungkin dijumpai dalam pengumpulan data, mengadakan pengolahan data baik
kualitatif maupun kuantitatif dan akhirnya merumuskan laporan ilmiah di mana
kesimpulan yang ditarik dapat dipertanggungjawabkan.
Jawab:
SORITES
-
Buku-buku
yang menguraikan bahwa “mengadakan penelitian ilmiah menuntut calon peneliti
harus melewati sejumlah tahap mulai dari merenungkan dan merumuskan
permasalahannya, memberi perhatian pada implikasi metodologis, memilih teknik
penelitian yang tepat, mencoba meramalkan hambatan-hambatan yang mungkin
dijumpai dalam pengumpulan data, mengadakan pengolahan data baik kualitatif
maupun kuantitatif dan akhirnya merumuskan laporan ilmiah di mana kesimpulan
yang ditarik dapat dipertanggungjawabkan” adalah buku yang membosankan bagi
mereka.
-
Buku
ini menguraikan bahwa “mengadakan penelitian ilmiah… dipertanggungjawabkan.”
-
Buku
ini membosankan bagi mereka.
(6)
Sebaliknya bagi mereka yang bersedia untuk membekali dirinya dengan metode dan
teknik yang merupakan dasar bagi setiap penelitian di bidang ilmu-ilmu sosial,
maka tahap-tahap yang disebut di atas ini adalah syarat mutlak. Jelaslah bahwa
buku ini ditujukan kepada kelompok kedua. …”
Jawab:
EPIKIREMA
-
Buku
yang menguraikan “metode dan teknik yang merupakan dasar bagi setiap penelitian
di bidang ilmu-ilmu sosial” ditujukan kepada kelompok kedua, yakni bagi mereka
yang bersedia membekali dirinya dengan metode dan teknik yang merupakan dasar
bagi setiap penelitian di bidang ilmu-ilmu sosial karena tahap-tahap yang
disebut di atas adalah syarat mutlak.
-
Buku
ini menguraikan “metode dan teknik yang merupakan dasar bagi setiap penelitian
di bidang ilmu-ilmu sosial.”
-
Buku
ini ditujukan kepada kelompok kedua yakni bagi mereka yang bersedia membekali
dirinya dengan metode dan teknik yang merupakan dasar bagi setiap penelitian di
bidang ilmu-ilmu sosial.
Commentaires
Enregistrer un commentaire